Kamis, 11 Oktober 2018

ergi luar biasa budidaya jamur dengan budidaya cacing lumbricus rubellus


Tulisan kali ini akan membahas sedikit lebih mendalam tentang bagaimana sinergi antara limbah baglog dengan budidaya cacing lumbricus rubellus, ini untuk melanjutkan posting sebelumnya mengenai potensi limbah buangan baglog jamur tiram putih.


Saya bersama JHAE,M.ALI pemilik dan pengembangan budidaya cacing lumbricus rubellus, budidaya belut, pengembangan pupuk organik juga

Memang sudah saatnya pemanfaatan limbah baglog jamur tiram putih ini dicarikan solusi yang lebih berdaya guna agar selanjutnya bisa merupakan solusi yang lebih kompeherensif. Dan...... menguntungkan tentunya.


Baglog jamur tiram putih yang akan dimanfaatkan untuk budidaya cacing

Alhamdulillah kami dipertemukan kembali oleh Allah SWT dengan sahabat kami di masa SMA dulu, dan ini merupakan pertemuan yang tidak disangka dan akhirnya bisa berlanjut ke sinergi yang sangat serius..
Saat ini kami sedang mengembangkan sebuah potensi pemanfaatan limbah baglog jamur tiram putih untuk selanjutnya membuat sebuah pupuk organik dari Kascing/kotoran cacing dan campuran kascing dengan berbagai bahan organik lainnya.

Pupuk organik ini nantinya sangat berkualitas tinggi terutama untuk tanaman seperti bunga-buah dan sebagainya. 


Cacing lumbricus rubellus diantara gergajian dari baglog buangan

Ok.., sekarang akan kami cerita-cerita sedikit tentang budidaya cacing lubricus ini

Apa sih, manfaat dan kegunaan cacing lumbricus, dan nantinya dipasarkan ke mana saja..? Berikut beberapa manfaat dari cacing lumbricus:

Karena mengandung protein yang tinggi, cacing paling umum digunakan sebagai bahan makan / pakan hewan ternak atau hewan budidaya seperti jenis burung/unggas, perikanan/ikan, kodok, udang dan sebagainya.

Cacing juga dapat diolah sebagai bahan baku pembuatan kosmetik

Cacing lumbricus ini sekarang juga sudah dikembangkan sebagai salah satu bahan obat karena dapat menurunkan tekanan darah. Fungsi paling umumnya adalah dapat menurunkan penyakit demam/panas dan meredakan penyakit tipus. Untuk ini biasanya cacing dikeringkan lalu di ekstrak dalam bentuk kapsul.

Kemudian, bagaimana cara membudidayakan cacing ini? Untuk menjawab ini, kita harus memahami dulu bagaimana kondisi yang terbaik untuk perkembangan cacing. yaitu:

Tanah sebagai media rumahnya harus mengandung banyak bahan organik, ini nantinya yang akan kita ganti dengan media gergajian dari baglog buangan. cacing menyukai bahan yang mudah membusuk karena mudah dicerna oleh tubuhnya.

Cacing menyukai kondisi dengan ph sedikit asam dan netral yang kurang lebih 6-7. Pada kondisi ini bakteri dalam tubuh cacing dapat bekerja optimal untuk melakukan pembusukan dan fermentasi. Kondisi ini harus benar-benar diperhatikan, karena jika pada gergajian terjadi fermentasi berlebihan dan panas, maka justru dapat membunuh cacing itu.

Kelembaban optimal di kisaran 30%

Suhu yang disukai oleh cacing karena dapat memicu pertumbuhan cacing dan perkembangbiakannya adalah sekitar 15-25 derajat C, untuk ini tempat budidaya cacing sebaiknya terlindung dari sinar matahari langsung. Kalau bisa dibuatkan semacam rumah atau naungan sederhana sehingga terjaga suhu dan kelembabannya.

Memang menurut rekan kami ini, untuk berhasil dalam melakukan budidaya cacing, kita harus terlebih dahulu memahami kondisi yang disenangi oleh cacing tersebut. Pada awalnya budidaya cacing dan pada umumnya diletakkan pada kotak-kotak dalam jumlah banyak, selanjutnya cacing dibiakkan di tempat tersebut.

Budidaya cacing pada kotak-kotak kayu

Gergajian dari baglog buangan sebelum dimakan cacing

Sebaiknya memang sebelum membudidayakan dalam jumlah banyak, dicobakan dahulu.. caranya:

Bibit cacing yang ada dicobakan dahulu di media yang ada dalam kotak-kotak, perhatikan apakah cacing tersebut langsung masuk ke dalam media atau berkeliaran di atasnya, jika masuk ke dalam, perhatikan setiap 3 jam, apakah cacing tersebut keluar atau tidak, jika dalam 12 jam tidak keluar, berarti bisa disimpulkan media tersebut cocok, dan cacing betah di dalamnya..

Namun sahabat kami ini memiliki tatacara yang berbeda untuk mengembangbiakkan cacing lumbricus, dengan berbagai percobaan sebelumnya, beliau membuat semacam kotak dari pasangan bata sederhana. Ukurannya kurang lebih 100x200x50cm. Bagian bawahnya diberi sedikit plesteran tapi yang bisa menyerapkan air. Selanjutnya cacing dibudidayakan di sini..


Mencoba budidaya cacing pada jumlah sedikit dulu di kotak bata, tampak di atasnya diberi makanan berupa ampas tahu selain media gergajian dari baglog buangan

Budidaya cacing lumbricus menggunakan media baglog afkir.

Pertama-tama baglog afkir tersebut dikumpulkan dan dibuang/dipisahkan dari plastiknya

Haluskan dengan menggunakan tangan saja, tidak perlu sampai terlalu halus banget/misal menggunakan mesin.


Baglog buangan dipisahkan dulu dengan plastiknya

Jika terlalu kering, siram sedikit saja agar kelembaban dan kadar airnya bertambah. Tetapi pada umumnya baglog buangan tersebut sudah memiliki kadar air yang optimal sebagai media/makanan cacing.

Selanjutnya setelah gergajian siap sebagai media, dapat difungsikan sebagai pakan/makanan cacing, dan juga dapat difungsikan sebagai media/rumahnya.

Nah, sekarang apa sebenarnya fungsi grajen tersebut? Untuk itu perlu sedikit dijelaskan masalah makanan/pakan cacing. Setiap harinya, cacing dapat menyerap makanan sebanyak berat tubuhnya, artinya, sebaiknya kita memberikan makanan sejumlah berat cacing yang kita budidayakan. Makanan yang paling umum diberikan adalah ampas tahu dengan perbandingan 1:1 dengan berat cacing tadi.

Lalu bagaimana dengan baglog buangan? Disinilah hebatnya gergajian hasil baglog buangan tersebut. Selain berfungsi sebagai media, kandungan gergajian yang juga mengandung nutrisi seperti bekatul dan sebagainya itu juga berfungsi sebagai makanan. Jadi, dengan memberikan gergajian dari baglog buangan, kita tidak perlu lagi setiap hari mencari ampas tahu untuk pakannya, dan pemberiannya pun bisa jadi hanya sedikit saja..

Sebagai ilustrasi pengaturan layer/lapisan pada budidaya cacing menggunakan baglog buangan, adalah sebagai berikut

Pada gambar tersebut nampak bahwa, pemberian grajen sebagai media cacing lumbricus sebaiknya sebanding dengan berat cacing yang ada.., pada awalnya dibagi menjadi 3 layer, selanjutnya dalam waktu kurang lebih 7 hari, akan terbentuk 2 layer saja yaitu cacing lumbricus dan kascing/kotoran cacing..

Nah, dengan gambaran yang ada tersebut, bisa disimpulkan, apabila kita ingin memproduksi kascing dalam waktu singkat, bisa menggunakan gergajian. Dalam waktu 7 hari, kascing sudah bisa di "panen" di bagian bawah layer yang selanjutnya bisa dioptimalkan sebagai pupuk atau campuran pupuk organik.

Kalau dihitung dari segi produksi, bagaimana menghasilkan cacing lumbricus dan kascing tersebut.

6 Kotak bata tempat budidaya cacing lumbricus

Menurut pengalaman rekan kami ini, dia membuat sekitar 6 kotak dari pasangan bata dengan ukuran kurang lebih 120x200x50cm tadi. Nah, setiap kotak, InsyaALLAH bisa menghasilkan kurang lebih 80-90kg cacing lumbricus rubellus..


Di ambil di permukaannya saja sudah tampak banyak sekali cacing lumbricus

Hitungannya adalah sebagai berikut:

Bibit cacing yang akan dibiakkan per kotak tersebut diisi sekitar 20-30kg.

Gergajian dari baglog buangan diisikan ke kotak sebanyak kurang lebih mencapai 100kg.

Selain gergajian, masih dibantu dengan pakan dari ampas tahu..

Setiap harinya cacing dapat makan sebanyak berat tubuhnya, lalu selanjutnya menghasilkan kascing tergantung daya serap makan ke tubuh cacing tersebut.

Jika menggunakan pakan ampas tahu, kascing yang dihasilkan kira-kira sebanyak 40% dari berat, sekitar 60% terserap untuk membesarkan cacing.

Sedangkan jika menggunakan gergajian baglog, maka daya serapnya sekitar 40% dan akan menghasilkan sekitar 60% kascing dari beratnya..

Luar biasa bukan..?

Nah bagaimana panennya..?

Cacing dapat dipanen dalam waktu kurang lebih 30 hari.., dari waktu tersebut bibit cacing yang ada tadi InsyaALLAH sudah mencapai kurang lebih 80kg.. Dan kascing yang ada sekitar 50kg an...

Jadi yang dibudidaya rekan kami di 6 kotak itu menghasilkan sekitar 500kg cacing lumbricus rubellus dan sekitar 300kg kascing.. Subhanallah..

Saat ini saja, rekan kami meminta pasokan baglog buangan sekitar 1 ton per pekan yang artinya dibutuhkan sekitar 4 ton per bulannya. Ini masih permulaan, karena target ke depannya membutuhkan hampir 3 kali lipat yaitu sekitar 12 ton baglog buangan per bulan..

Ini masih jauh dari target, karena kebutuhan per bulannya kira-kira mencapai 80 ton. Bahkan jika ingin untuk pasokan luar pulau hingga kalimantan, kebutuhan mencapai 300 ton per bulan.. Subahanallah..

terus bagaimana solusinya..? Ini menjadi tugas saya di tim untuk mencari baglog buangan di seluruh LOMBOK

Sabtu, 12 Mei 2018

MEngolah Limbah baglog jamur menjadi pupuk organik


MENGOLAH LIMBAH BAGLOG MENJADI PUPUK ORGANIK PADAT ( PUPUK KOMPOS ) UNTUK JAMUR TIRAM

Limbah Budidaya Jamur Tiram Permasalahan dan solusi                            Semakin berkembangnya usaha budidaya jamur tiram, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Total limbah yang dihasilkan budidaya jamur tiram tergantung dari besar usaha dan tipe usaha.Limbah yang terdiri dariserbuk kayu dan bahan lainmerupakan limbah budidaya jamur tiram yang  banyak dihasilkan, sebagian besarberupa baglog  habis panen dan sisanya baglog-baglog yang gagal. Limbah tersebut umumnya menghasilkan pencemaran berupa kantong plastik tahan panas, kapas, karet gelang, kertas, cincin plastik (anorganik)  dan serbuk kayu (Organik).     Selain itu akibat adanya pembuangaan limbah  menimbulkan pencemaran Biotik yang berupa Mikroorganisme; bakteri , jamur liar dan mikrofauna seperti serangga.Limbah tersebut dikhawatirkan menjadi sarang hama dan penyakit yang sewaktu-waktu menyerang Jamur budidaya,  tanaman pertanian, ternak dan manusia.                                                                                                                                     Gangguan lain dari limbah adalah terganggunya pemandangan atau estetika lingkungan. Setiap pengusaha jamur harus mulai sadar untuk mengelola limbah budidaya jamurnya masing-masing sebab bisa mengganggu kesehatan lingkungan dan mengganggu ketentraman orang lain yang tinggal diksekitar lokasi budidaya jamurDampak Limbah Baglog Jamur Tiram Bagi Budidaya Jamur                             Limbah budidaya jamur tiram selain berdampak lingkungan , berdampak pula bagi budidaya jamur itu sendiri. Jamur liar yang Seringkali tumbuh di gundukan limbah baglog berperan sebagai sumber kontaminan  menyebabkan kegagalan budidaya jamur tiram. Jamur-jamur tersebut menghasilkan milyaran spora, Jika terbawa angin atau melalui pakaian dan anggota tubuh pekerja, siap menyeber keseluruh penjuru ruang  termasuk kedalam ruang inokulas jamur. Satu Baglog gagal inkubasi pada hakekatnya adalah tempat tinggal bagi jutaan mikroba  kontaminan (penyebab kontaminasi), diantaranya adalah bakteri penyakit,misellium dan spora jamur liar.               Ada beberapa cara perpindahan mikroba penyebab kontaminasi dari pembuangan  baglog jamur ke area budidaya Melalui pakaian dan anggota tubuh manusia. Para pekerja yang bekerja ditempat penampungan limbah ikut andil dalam penyebaran  mikroba penyebab kontaminasi, sadar atau tanpa disadari anggota tubuh dan pakaian yang tercemar mikroba menjadi kendaraan yang epektif  bagi penyebaran kontaminan ke kumbung jamurmelalui perantara hewan kecil Tempat penampungan limbah baglog merupakan habitat tempat tumbuh kembangnya berbagai hewan-hewan kecil seperti serangga, siput, cacing rambut, kecoa, tikus dll. hewan-hewan ini disamping menjadi hama perusak jamur juga  menjadi agen pembawa bibit penyakit jamur         Melalui hembusan Angin.Sedikit saja hembusan Angin mampu menerbangkan spora jamur yang berukuran mikron ke udara dalam jumlah jutaan bahkan milyaran sehingga membentuk awan spora yang  tidak kelihatan oleh mata. Tanpa disadari udara menghantarkan spora jamur ke baglog-baglog yang hendak kita tanami bibit. Akibatnya bukan jamur tiram yang tumbuh,  baglog berubah warna yang  ada, hitam, hijau ,kuning dll.Usaha kita Gagal total. itulah kenapa waktu kita menanam jamur tak boleh di ruang terbuka ,tetapi harus diruang tertutup terhindar dari angin dan lalu lalang orang  Mengolah Limbah Baglog Menjadi pupuk organik padat (kompos)  jamur    tiram                                                                                                                     Limbah budidaya jamur tiram dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya dapat diolah menjadi pupuk organik jamur tiram. Hal ini dikarenakan limbah budidaya jamur tiram sebetulnya masih mengandung nutrisi atau zat padat potensial yang dibutuhkan untuk bahan Nutrisi jamur tiram, khususnya pada pembuatan pupuk organikpadat (Kompos) jamur tiram. Pupuk organik (kompos) digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara sehingga mencukupi kebutuhan nutrient  (Makanan) yang akan dikonsumsi jamur tiram. Hal ini dilihat dari nutrient(zat makanan) yang terkandung pada limbah sepertiSelulosa, hemiselulosa, lignin, protein, lemak,  vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain. Apalagi setelah ditambah bahan lain sebagai pengaya. Selain itu, limbah juga bisa dimanfaatkan sebagai energi dan media berbagai tujuan. Tujuan pengomposan adalah untuk pengolahan limbah baglog menjadi pupuk kompos jamur tiramManfaat Pupuk KomposKompos mempunyai manfaat yaitu memperbaiki strukturmedia tanam jamur, dengan meningkatkan kandungan bahan organik media tanam jamur serta akan meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan kandungan air media tanam jamur.Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:Aspek Ekonomi Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.Mengurangi volume/ukuran limbah.Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnyaAspek Lingkungan : Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari kotoran akibat bakteri metanogen. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan   Aspek bagi media tanam jamur Meningkatkan kesuburan media tanam jamur. Memperbaiki struktur dan struktur media tanam jamur.. Meningkatkan kapasitas penyerapan air Meningkatkan aktivitas mikroba media tanam jamur.. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen). Menyediakan hormon dan vitamin bagi JamurMeningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam media tanam jamur